Thursday, May 23, 2013

ISTILAH-ISTILAH DALAM HADITS

1.
MARFU

Hadits yang diriwayatkan dari Nabi saw. oleh seorang rawi kepada seorang rawi lainnya hingga sampai kepada ulama mudawin, seperti Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan lainnya dinamakan Hadits Marfu, yaitu hadits yang riwayatnya diangkat sampai kepada Nabi saw.
Jika ada perkataan ahli hadits bahwa hadits itu dirafa’kan oleh seorang shahabi, misalnya saja oleh Ibnu Umar. Artinya bahwa Ibnu Umar katakan hadits itu dari Nabi saw. dan bukan dari fatwanya sendiri.
Jika ada perkataan di kitab-kitab hadits Bukhari, Muslim, Abu Dawud atau lainnya dan pencatat hadits tersebit rafa’kan sesuatu hadits, maka artinya mereka tunjukkan buat hadits itu sanad yang sampai kepada Rasulullah saw. dan bukan hingga sampai shahabi saja.

2.
MAUSHUL

Hadits yang sanadnya sampai kepada Nabi saw. dengan tidak putus dinamakan hadits maushul atau mut-tashilus sanad.
Perkataan mausul dipakai juga untuk sanad atau riwayat atau a-tsar sahabat Nabi saw. atau tabi’in yang tidak putus. Apabila ulama berkata bahwa Tirmidzi washalkan hadits itu, artinya Tirmidzi bawakan bagi hadits itu atau bagi a-tsar itu sanad yang tidak putus.

3.
MAUQUF

Fatwa sahabat Nabi saw., atau anggapan sahabat Nabi saw. sendiri yang diriwayatkan kepada kita dinamakan Mauquf, yaitu terhenti sampai di sahabat Nabi saw. saja.
Suatu rangkaian perkataan yan dikatakan hadits, apabila kita periksa sanadnya dan terdapat hanya sampai sahabat, tidak sampai kepada Nabi saw., maka dinamakan juga Hadits Mauquf.
Jika ada ulama hadits berkata bahwa hadits itu diwaqafkan oleh Tirmidzi, artinya adalah bahwa Tirmidzi tunjukkan atau bawakan sanad yang hanya sampai kepada sahabat Nabi saja.
4.
MURSAL

Apabila seorang tabi’I yang tentunya tidak bertemu Nabi saw. berkata : “Telah bersabda Nabi saw…..”, maka yang dia riwayatkan itu dinamakan Hadits Mursal, yaitu yang dilangsungkan kepada Nabi saw. dengan tidak menggunakan perantara sahabat Nabi saw.
5.
MUDALLAS

Hadits yang diriwayatkan dengan tidak tegas sampainya dari seorang ke seorang dinamakan Mudallas, dan seorang yang mentadlis (orang yang menyebut sanad dengan samar-samar) itu dinamakan Mudallas.
6.
MAQTHU’

Hadtis yang sanadnya hanya sampai kepada tabi’i atau dibawahnya dinamakan Maqthu.
7.
MUNQATHI’ dan MU’DLAL

Jika di dalam sanad gugur nama seorang rawi atau gugur dua orang rawi yang tidak berdekatan, yaitu gugurnya berselang, maka sanad itu dinamakan Munqathi’; dan jika yang gugur itu dua rawi yang berdekatan (ditengah sanad) atau tidak berselang, maka sanad itu dinamakan Mud’dlal.
8.
MUDL-THARIB

Suatu hadits yang diriwayatkan oleh seorang rawi dengan satu rangkaian, tetapi rawi itu riwayatkan pula hadits tersebut dengan rangkaian yang lain namun maknanya tidak sama, atau rawi itu riwayatkan suatu hadits dengan satu sanad, tetapi dia juga riwayatkan hadits tersebut dengan sanad yang berbeda, maka yang demikian itu dinamakan Mudl-tharib.
9.
MAQ-LUB

Seandainya suatu hadits yang seharusnya berbunyi : “Meletakkan lutut lalu tangan”, tetapi diriwayatkan orang terbalik dari itu, misalnya saja : “Meletakkan tangan lalu lutut”, maka hadits yang terbalik itu dinamakan Maqlub. Oleh karena terbaliknya itu ada pada matan hadits, maka dikatakan maqlub fil-matan.
Apabila nama seorang rawi dari suatu sanad yang terbalik, misalnya saja seharusnya Muhammad bin ‘Ali, tetapi tertulis sebalikan, yaitu ‘Ali bin Muhammad, maka yang demikian juga dikatakan Maqlub. Oleh karena maqlubnya itu berada dalam sanad, maka disebut Maqlub fis-sanad.
10.
MUDRAJ

Jika diantara lafazh-lafazh hadits yang diriwayatkan dari Nabi saw. ada tambahan yang menerangkan arti bagi suatu kalimat atau lainnya yang bukan berasal dari Nabi saw., maka tambahan keterangan itu dinamakan Mudraj, yaitu sesuatu yang disisipkan. Pekerjaan menyisipkan tersebut dinamakan Idraj.
Idraj tersebut dinamakan idraj fil matani (penyisipan di badan hadits). Hadits yang yang ada pada idraj, dinamakan juga hadits mudraj.
Di dalam suatu sanad, jika ditambahkan nama seorang rawi, padahal dia tidak meriwayatkan, maka yang demikian dinamakan idraj fis-sanad.
11.
MA’LUL, MU’ALLAL dan MU’TAL

Merupakan hadits yang terdapat cacatnya. Cacatnya itu tersembunyi dan baru diketahui sesudah diperiksa dengan teliti. Cacatnya tersebut sangat sulit diketahui orang selain ahli hadits. Cacat-cacat yang sulit itu dinamakan ‘Illat, artinya penyakit.
12.
MU’ALLAQ

Hadits Mu’allaq adalah hadits yang diriwayatkan tanpa menggunakan sanad, misalkan saja dikatakan : “Sabda Rasulullah saw. ….”, atau misalkan dikatakan  : “Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Umar dari Rasulullah saw. ….”, atau dikatakan : Bukhari riwayatkan hadits Rasulullah saw. ….” (dengan tidak menyebut nama rawi dari yang dipermulaan sanad).
Mu’allaq  ini terkadang tidak disebut sanadnya oleh seseorang ahli hadits lantaran hendak ringkas, padahal sanadnya ada, dan terkadang diriwayatkan begitu saja tanpa menggunakan sanad.
13.
MAUDLU’ dan MATRUK

Hadits yang di dalam sanadnya ada rawinya seorang pendusta, maka hadits itu dinamakan Maudlu’ atau palsu.
Hadits yang di dalam sanadnya ada rawinya seorang tertuduh sebagai pendusta, maka hadits itu dinamakan Matruk
14.
SYAHID dan MUTABI’

Jika ada suatu hadits yang misalkan saja diriwayatkan oleh Bukhari dan misalkan saja dari Nabi saw. dari jalan Ibnu ‘Abbas, sementara itu ada juga diriwayatkan suatu hadits yang lain yang sama maknanya dari Nabi saw. dari jalan lain sahabat, maka yang lain ini dinamakan Syahid; dan jika dari jalan sahabat yang sama, yaitu Ibnu ‘Abbas juga,  maka hadits yang ini dinamakan Mutabi’
Dalam hal ini syahid artinya penyakit; sedangkan mutabi’ itu artinya yang mengikuti atau mengiringi.
15.
MAHFUZH dan SYAADZ

Jika ada diriwayatkan dua hadits shahih dari Nabi saw. yang berlawanan, sedangkan yang satu lebih kuat sanadnya dari yang lainnya, maka yang kuat sanadnya itu dinamakan Mahfuzh. Sedangkan yang kurang kuat itu dinamakan Syadz.
16.
MA’RUF dan MUNKAR

Jika ada diriwayatkan dua hadits lemah yang berlawanan, sedang yang satu lemah sanadnya dan yang lain lebih lemah lagi sanadnya, maka yang lemah sanadnya itu dinamakan Ma’ruf dan yang lebih lemah lemah lagi dinamakan Munkar
17.
HADITS MUTAWATIR, MASYHUR, AZIZ dan GHARIB

Ada bermacam-macam hadits yang diriwayatkan dari Nabi saw., yaitu :
Mutawatir :
Hadits yang diriwayatkan oleh banyak manusia kepada banyak manusia dan seterusnya hingga tercatat dengan beberapa banyak sanad pula.
Masyhur :
Hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih kepada tiga orang atau lebih dan seterusnya hingga tercatat dengan sanad yang sekurang-kurangnya tiga.
‘Aziz :
Hadits yang diriwayatkan oleh dua orang kepada dua orang dan seterusnya hingga tercatat dengan dua sanad.
Gharib :
Hadits yang diriwayatkan dari seorang kepada seorang dan seterusnya hingga tercatat dengan satu sanad.
Berdasarkan syarat-syarat sebuah hadits shahih, maka hadits mutawatir lebih dapat dipercaya dari pada hadits shahih.
18.
HADITS QUDSI

Hadits Qudsi adalah hadits yang didalamnya Rasulullah saw. hikayatkan firman Allah swt. Tentang shah atau tidaknya suatu hadits qudsi sama dengan hadtis Nabi saw., yaitu cukup padanya syarat-syarat hadits shahih untuk dapat dikatakan Hadits Qudsi yang Shahih, dan jika tidak, maka maka dikatakan Hadits Qudsi yang lemah.
19.
DLA’IF

Hadits Dla’if adalah perkataan yang dikatakan dari Rasulullah saw. tetapi tidak menuruti sifat-sifat dan syarat-syarat Hadtis Shahih dan tidak Hadits Hasan.
20.
SHAHIH dan HASAN
Hadits Shahih yang boleh dipakai jadi dalil adalah hadits yang diriwayatkan dari Nabi saw. oleh rawi-rawi yang sifat-sifatnya sebagaimana telah disebutkan pada bab sebelumnya.dengan tambahan syarat-syarat :

a.


b.

c.


d.
Ada keterangan bahwa diantara rawi-rawi penerima hadits tersebut pernah saling bertemu hingga sampai kepada Nabi saw.

Rawi-rawi tersebut semuanya sudah baligh dan beragama islam.

Hadits yang sudah shahih tersebut tidak berlawanan dengan hadits shahih lainnya, terutama jangan berlawanan dengan Al-Qur’an.

Hadits tersebut tidak terdapat cacatnya yang sulit atau ber’illat.

Hadits Hasan adalah hadits yang sama seperti shahih juga akan tetapi di antara rawi-rawinya ada orang yang ada kesalahannya di dalam urusan hadits, ada kelalaiannya, ada keragu-raguannya, ada yang menyalahi rawi-rawi lainnya atau ada yang kurang baik hafalannya.

7 komentar:

Banner dan link sobat sudah duduk manis di gubuk saya, silahkan di cek :D

http://bluesky-rikudo.blogspot.com/p/link-banner-teman.html

Kunjungan balik nih sob,, artikel yg menarik sekali..

oya review balik sukses sob,, silahkan dicek disini
http://www.alexa.com/reviews/single/8263791

Tambahan wawasan lgi tentang islam, tanks ya...

sumber informasi istila dalam hadis yang sangat bermanfaat, trimakasih

menambah ilmu tentang agama islam,,
sangat bermanfaat untuk sesama gan, ane suka artikelnya,,
ditambah artikel tentang religinya gan :)
mampir juga ke website ane ya gan obat peninggi badan

Bismillahirrahmannirrahim

terimakasih kang ilmunya .
saya menjadi tahu istilah istilah dalam hadits.

Post a Comment

Situs ini menerapkan “Dofollow Site Comment System”
Beri komentar sebanyak-banyaknya yang tentunya akan membawa manfaat pula bagi perkembangan blog/situs Anda. Namun komentar Anda harus dengan syarat :

1. Tidak mengandung Spam, SARA, Pornografi;
2. Komentar harus ada kaitannya dengan materi yang dibahas
dalam posting;
3. Tidak berisi link aktif di dalam badan komentar.

Selamat berkomentar dan semoga bermanfaat bagi perkembangan blog/situs Anda.

Terima kasih.