1.
|
MARFU
|
|
Hadits
yang diriwayatkan dari Nabi saw. oleh seorang rawi kepada seorang rawi
lainnya hingga sampai kepada ulama mudawin, seperti Bukhari, Muslim, Abu
Dawud dan lainnya dinamakan Hadits Marfu, yaitu hadits yang riwayatnya
diangkat sampai kepada Nabi saw.
Jika
ada perkataan ahli hadits bahwa hadits itu dirafa’kan oleh seorang shahabi, misalnya
saja oleh Ibnu Umar. Artinya bahwa Ibnu Umar katakan hadits itu dari Nabi saw.
dan bukan dari fatwanya sendiri.
Jika
ada perkataan di kitab-kitab hadits Bukhari, Muslim, Abu Dawud atau lainnya
dan pencatat hadits tersebit rafa’kan sesuatu hadits, maka artinya mereka
tunjukkan buat hadits itu sanad yang sampai kepada Rasulullah saw. dan bukan
hingga sampai shahabi saja.
|
||
2.
|
MAUSHUL
|
|
Hadits
yang sanadnya sampai kepada Nabi saw. dengan tidak putus dinamakan hadits
maushul atau mut-tashilus sanad.
Perkataan
mausul dipakai juga untuk sanad atau riwayat atau a-tsar sahabat Nabi saw. atau
tabi’in yang tidak putus. Apabila ulama berkata bahwa Tirmidzi washalkan
hadits itu, artinya Tirmidzi bawakan bagi hadits itu atau bagi a-tsar itu
sanad yang tidak putus.
|
||
3.
|
MAUQUF
|
|
Fatwa
sahabat Nabi saw., atau anggapan sahabat Nabi saw. sendiri yang diriwayatkan
kepada kita dinamakan Mauquf, yaitu terhenti sampai di sahabat Nabi saw.
saja.
Suatu
rangkaian perkataan yan dikatakan hadits, apabila kita periksa sanadnya dan
terdapat hanya sampai sahabat, tidak sampai kepada Nabi saw., maka dinamakan
juga Hadits Mauquf.
Jika
ada ulama hadits berkata bahwa hadits itu diwaqafkan oleh Tirmidzi, artinya
adalah bahwa Tirmidzi tunjukkan atau bawakan sanad yang hanya sampai kepada
sahabat Nabi saja.
|
||
4.
|
MURSAL
|
|
Apabila
seorang tabi’I yang tentunya tidak bertemu Nabi saw. berkata : “Telah
bersabda Nabi saw…..”, maka yang dia riwayatkan itu dinamakan Hadits Mursal,
yaitu yang dilangsungkan kepada Nabi saw. dengan tidak menggunakan perantara
sahabat Nabi saw.
|
||
5.
|
MUDALLAS
|
|
Hadits
yang diriwayatkan dengan tidak tegas sampainya dari seorang ke seorang
dinamakan Mudallas, dan seorang yang mentadlis (orang yang menyebut sanad
dengan samar-samar) itu dinamakan Mudallas.
|
||
6.
|
MAQTHU’
|
|
Hadtis
yang sanadnya hanya sampai kepada tabi’i atau dibawahnya dinamakan Maqthu.
|
||
7.
|
MUNQATHI’ dan MU’DLAL
|
|
Jika
di dalam sanad gugur nama seorang rawi atau gugur dua orang rawi yang tidak
berdekatan, yaitu gugurnya berselang, maka sanad itu dinamakan Munqathi’; dan
jika yang gugur itu dua rawi yang berdekatan (ditengah sanad) atau tidak
berselang, maka sanad itu dinamakan Mud’dlal.
|
||
8.
|
MUDL-THARIB
|
|
Suatu
hadits yang diriwayatkan oleh seorang rawi dengan satu rangkaian, tetapi rawi
itu riwayatkan pula hadits tersebut dengan rangkaian yang lain namun maknanya
tidak sama, atau rawi itu riwayatkan suatu hadits dengan satu sanad, tetapi
dia juga riwayatkan hadits tersebut dengan sanad yang berbeda, maka yang
demikian itu dinamakan Mudl-tharib.
|
||
9.
|
MAQ-LUB
|
|
Seandainya
suatu hadits yang seharusnya berbunyi : “Meletakkan lutut lalu tangan”,
tetapi diriwayatkan orang terbalik dari itu, misalnya saja : “Meletakkan
tangan lalu lutut”, maka hadits yang terbalik itu dinamakan Maqlub. Oleh
karena terbaliknya itu ada pada matan hadits, maka dikatakan maqlub
fil-matan.
Apabila
nama seorang rawi dari suatu sanad yang terbalik, misalnya saja seharusnya
Muhammad bin ‘Ali, tetapi tertulis sebalikan, yaitu ‘Ali bin Muhammad, maka
yang demikian juga dikatakan Maqlub. Oleh karena maqlubnya itu berada dalam
sanad, maka disebut Maqlub fis-sanad.
|
||
10.
|
MUDRAJ
|
|
Jika
diantara lafazh-lafazh hadits yang diriwayatkan dari Nabi saw. ada tambahan
yang menerangkan arti bagi suatu kalimat atau lainnya yang bukan berasal dari
Nabi saw., maka tambahan keterangan itu dinamakan Mudraj, yaitu sesuatu yang disisipkan.
Pekerjaan menyisipkan tersebut dinamakan Idraj.
Idraj
tersebut dinamakan idraj fil matani (penyisipan di badan hadits). Hadits yang
yang ada pada idraj, dinamakan juga hadits mudraj.
Di
dalam suatu sanad, jika ditambahkan nama seorang rawi, padahal dia tidak
meriwayatkan, maka yang demikian dinamakan idraj fis-sanad.
|
||
11.
|
MA’LUL, MU’ALLAL
dan MU’TAL
|
|
Merupakan
hadits yang terdapat cacatnya. Cacatnya itu tersembunyi dan baru diketahui
sesudah diperiksa dengan teliti. Cacatnya tersebut sangat sulit diketahui
orang selain ahli hadits. Cacat-cacat yang sulit itu dinamakan ‘Illat,
artinya penyakit.
|
||
12.
|
MU’ALLAQ
|
|
Hadits
Mu’allaq adalah hadits yang diriwayatkan tanpa menggunakan sanad, misalkan
saja dikatakan : “Sabda Rasulullah saw. ….”, atau misalkan dikatakan : “Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Umar dari
Rasulullah saw. ….”, atau dikatakan : Bukhari riwayatkan hadits Rasulullah
saw. ….” (dengan tidak menyebut nama rawi dari yang dipermulaan sanad).
Mu’allaq ini terkadang tidak disebut sanadnya oleh
seseorang ahli hadits lantaran hendak ringkas, padahal sanadnya ada, dan
terkadang diriwayatkan begitu saja tanpa menggunakan sanad.
|
||
13.
|
MAUDLU’ dan MATRUK
|
|
Hadits
yang di dalam sanadnya ada rawinya seorang pendusta, maka hadits itu
dinamakan Maudlu’ atau palsu.
Hadits
yang di dalam sanadnya ada rawinya seorang tertuduh sebagai pendusta, maka
hadits itu dinamakan Matruk
|
||
14.
|
SYAHID dan MUTABI’
|
|
Jika
ada suatu hadits yang misalkan saja diriwayatkan oleh Bukhari dan misalkan
saja dari Nabi saw. dari jalan Ibnu ‘Abbas, sementara itu ada juga
diriwayatkan suatu hadits yang lain yang sama maknanya dari Nabi saw. dari
jalan lain sahabat, maka yang lain ini dinamakan Syahid; dan jika dari jalan sahabat
yang sama, yaitu Ibnu ‘Abbas juga, maka
hadits yang ini dinamakan Mutabi’
Dalam
hal ini syahid artinya penyakit; sedangkan mutabi’ itu artinya yang mengikuti
atau mengiringi.
|
||
15.
|
MAHFUZH dan SYAADZ
|
|
Jika
ada diriwayatkan dua hadits shahih dari Nabi saw. yang berlawanan, sedangkan
yang satu lebih kuat sanadnya dari yang lainnya, maka yang kuat sanadnya itu
dinamakan Mahfuzh. Sedangkan yang kurang kuat itu dinamakan Syadz.
|
||
16.
|
MA’RUF dan MUNKAR
|
|
Jika
ada diriwayatkan dua hadits lemah yang berlawanan, sedang yang satu lemah
sanadnya dan yang lain lebih lemah lagi sanadnya, maka yang lemah sanadnya
itu dinamakan Ma’ruf dan yang lebih lemah lemah lagi dinamakan Munkar
|
||
17.
|
HADITS MUTAWATIR,
MASYHUR, AZIZ dan GHARIB
|
|
Ada
bermacam-macam hadits yang diriwayatkan dari Nabi saw., yaitu :
Mutawatir :
Hadits
yang diriwayatkan oleh banyak manusia kepada banyak manusia dan seterusnya
hingga tercatat dengan beberapa banyak sanad pula.
Masyhur :
Hadits
yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih kepada tiga orang atau lebih dan
seterusnya hingga tercatat dengan sanad yang sekurang-kurangnya tiga.
‘Aziz :
Hadits
yang diriwayatkan oleh dua orang kepada dua orang dan seterusnya hingga
tercatat dengan dua sanad.
Gharib :
Hadits
yang diriwayatkan dari seorang kepada seorang dan seterusnya hingga tercatat
dengan satu sanad.
Berdasarkan
syarat-syarat sebuah hadits shahih, maka hadits mutawatir lebih dapat
dipercaya dari pada hadits shahih.
|
||
18.
|
HADITS QUDSI
|
|
Hadits
Qudsi adalah hadits yang didalamnya Rasulullah saw. hikayatkan firman Allah
swt. Tentang shah atau tidaknya suatu hadits qudsi sama dengan hadtis Nabi
saw., yaitu cukup padanya syarat-syarat hadits shahih untuk dapat dikatakan Hadits
Qudsi yang Shahih, dan jika tidak, maka maka dikatakan Hadits Qudsi yang
lemah.
|
||
19.
|
DLA’IF
|
|
Hadits
Dla’if adalah perkataan yang dikatakan dari Rasulullah saw. tetapi tidak
menuruti sifat-sifat dan syarat-syarat Hadtis Shahih dan tidak Hadits Hasan.
|
||
20.
|
SHAHIH dan HASAN
Hadits
Shahih yang boleh dipakai jadi dalil adalah hadits yang diriwayatkan dari
Nabi saw. oleh rawi-rawi yang sifat-sifatnya sebagaimana telah disebutkan pada
bab sebelumnya.dengan tambahan syarat-syarat :
|
|
a.
b.
c.
d.
|
Ada keterangan bahwa diantara rawi-rawi
penerima hadits tersebut pernah saling bertemu hingga sampai kepada Nabi saw.
Rawi-rawi tersebut semuanya sudah baligh
dan beragama islam.
Hadits yang sudah shahih tersebut tidak
berlawanan dengan hadits shahih lainnya, terutama jangan berlawanan dengan
Al-Qur’an.
Hadits
tersebut tidak terdapat cacatnya yang sulit atau ber’illat.
|
|
Hadits Hasan adalah hadits yang sama
seperti shahih juga akan tetapi di antara rawi-rawinya ada orang yang ada
kesalahannya di dalam urusan hadits, ada kelalaiannya, ada keragu-raguannya,
ada yang menyalahi rawi-rawi lainnya atau ada yang kurang baik hafalannya.
|
7 komentar:
Banner dan link sobat sudah duduk manis di gubuk saya, silahkan di cek :D
http://bluesky-rikudo.blogspot.com/p/link-banner-teman.html
Kunjungan balik nih sob,, artikel yg menarik sekali..
oya review balik sukses sob,, silahkan dicek disini
http://www.alexa.com/reviews/single/8263791
bagus
Tambahan wawasan lgi tentang islam, tanks ya...
sumber informasi istila dalam hadis yang sangat bermanfaat, trimakasih
menambah ilmu tentang agama islam,,
sangat bermanfaat untuk sesama gan, ane suka artikelnya,,
ditambah artikel tentang religinya gan :)
mampir juga ke website ane ya gan obat peninggi badan
Bismillahirrahmannirrahim
terimakasih kang ilmunya .
saya menjadi tahu istilah istilah dalam hadits.
Post a Comment
Situs ini menerapkan “Dofollow Site Comment System”
Beri komentar sebanyak-banyaknya yang tentunya akan membawa manfaat pula bagi perkembangan blog/situs Anda. Namun komentar Anda harus dengan syarat :
1. Tidak mengandung Spam, SARA, Pornografi;
2. Komentar harus ada kaitannya dengan materi yang dibahas
dalam posting;
3. Tidak berisi link aktif di dalam badan komentar.
Selamat berkomentar dan semoga bermanfaat bagi perkembangan blog/situs Anda.
Terima kasih.