Thursday, May 23, 2013

KITAB TENTANG ILMU

KITAB TENTANG ILMU
BAB
NO
URAIAN HADITS
1
Keutamaan Ilmu
54.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dia berkata : Ketika Rasulullah s.a.w sedang menyampaikan nasehat kepada orang banyak di sebuah majelis, tiba-tiba seorang Arab pedalaman datang, lalu dia bertanya “Kapan kiamat?” Rasulullah s.a.w terus saja berbicara, sehingga sebagian orang mengatakan, “Rasulullah s.a.w mendengar pertanyaan orang Arab Pedalaman itu, namun beliau tidak menyukainya”, sementara sebagian yang lain mengatakan, “Rasulullah s.a.w tidak mendengar pertanyaan tersebut”. Setelah Rasulullah s.a.w selesai menyampaikan nasehat, beliau bertanya, “Mana tadi orang yang bertanya tentang kiamat?” Orang tersebut menjawab, “Saya, ya Rasulullah!” Rasulullah s.a.w bersabda, “Apabila amanat telah diabaikan, maka tunggulah kiamat”. Tanya orang tersebut, “Bagaimana mengabaikan amanat itu?” Rasulullah s.a.w menjawab, “Apabila urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.”1
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 59)
2
Orang yang mengeraskan suaranya untuk menyampaikan ilmu
55.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru r.a, dia berkata : Suatu ketika Nabi s.a.w tertinggal di belakang kami dalam suatu perjalanan, kemudian beliau menyusul kami ketika kami sedang berwudhu hendak menegrjakan shalat. Kami dalam berwudhu hanya mengusap kaki kami tanpa membasuhnya, lalu Rasulullah s.a.w berseru dengan suara beliau sekeras mungkin, “Hindarkan tumit kalian dari api neraka!” Beliau berseru seperti itu dua kali atau tiga kali.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 60)


3
Pemimpin bertanya kepada para pengikutnya untuk mengetahui sejauh mana ilmu mereka
56.
Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a, dia berkata : Rasulullah s.a.w pernah bersabda, “Di antara pepohonan ada sebuah pohon yang daun-daunnya tidak rontok dan pohon tersebut bagaikan seorang muslim, katakan pohon apa itu?” Orang-orang pun berpikir tentang pepohonan yang ada di padang pasir. Kata Abdullah bin Umar (Ibnu Umar), “Saya berpikir bahwa pohon tersebut adalah pohon kurma, namun saya malu mengucapkannya.” Kemudian orang-orang mengatakan, “Ya Rasulullah! Beritahukan kepada kami pohon tersebut?” Rasulullah s.a.w bersabda, “Yaitu pohon kurma.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 61)
4
Melibatkan diri atau menghindar ketika ada pengajian/seruan agama
57.
Diriwayatkan dari Anas r.a, dia berkata : Ketika kami sedang duduk bersama Nabi s.a.w di dalam masjid, seorang laki-laki datang dengan menunggang unta, kemudian dia hentikan untanya dengan berlutut di halaman masjid, lalu dia mengikatnya. Setalah itu dia bertanya, “Mana orang yang bernama Muhammad?” Ketika itu Nabi s.a.w sedang duduk bersandar bersama kami, lalu kami menjawab, “Itu dia, laki-laki yang berkulit putih yang sedang duduk bersandar”. Orang itu melihat Nabi s.a.w sambil berkata, “Hai putra Abdul Muththalib”. Nabi s.a.w menjawab, “Aku telah siap menjawab pertanyaanmu”. Kata orang itu, “Aku akan menyampaikan pertanyaan kepada Anda yang membuat Anda tersinggung, karena itu jangan marah”. Nabi s.a.w menjawab, “Tanyakan apa saja yang ingin kau tanyakan”. Kata orang itu, “Aku bertanya kepada Anda dengan nama Tuhan Anda dan Tuhan orang-orang sebelum Anda, apakah Allah telah mengutus Anda sebagai Rasul kepada semua manusia?” Nabi s.a.w menjawab, “Demi Allah, benar”. Orang itu bertanya lagi, “Dengan nama Allah, apakah Allah telah memerintahkan Anda mengerjakan shalat lima waktu dalam sehari semalam?” Nabi s.a.w menjawab, “Demi Allah, benar”. Orang itu bertanya lagi, “Dengan nama Allah, apakah Allah telah menyuruh Anda berpuasa selama sebulan (dalam bulan Ramadhan) setiap tahun?” Rasulullah s.a.w menjawab, “Demi Allah, benar”. Orang itu bertanya lagi, “Dengan nama Allah, apakah Allah menyuruh Anda memungut zakat dari orang-orang kaya untuk Anda bagikan kepada orang-orang miskin?” Nabi s.a.w menjawab, “Demi Allah, benar”. Kata orang itu, “Aku beriman dengan apa yang Anda ajarkan dan aku adalah utusan yang mewakili warga sukuku. Namku Dhimam bin Tsa’labah, keluarga Bani Sa’d bin Bakr.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 63)
58.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, bahwa Rasulullah s.a.w pernah mengutus seseorang untuk menyampaikan surat beliau kepada gubernur Bahrain agar selanjutnya oleh gubernur itu diserahkan kepada Kisra (Raja Persia). Setalah Kisra membaca surat itu, dirobek-robeknyalah surat tersebut. Kata perawi : Maka Rasulullah s.a.w berdo’a agar Allah menghancurkan kerajaan Kisra Persia itu hingga berkeping-keping.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 64)
59.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a, dia berkata : Suatu ketika Rasulullah s.a.w menulis sepucuk surat atau berhasrat untuk menulis surat, lalu dikatakan kepada beliau bahwa para penguasa tidak mau membaca surat yang dikirimkan kepada mereka kecuali jika distempel. Maka Rasulullah s.a.w menjadikan sebuah cincin perak milik beliau sebagai stempel yang bertuliskan “Muhammad Rasulullah”. Saya melihat seakan-akan ada cahaya putih dari cincin itu di jari beliau.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 65)
60.
Diriwayatkan dari Abu Waqid Al-Laitsiy r.a, bahwa ketika Rasulullah s.a.w sedang duduk di masjid bersama orang banyak, tiba-tiba ada tiga orang datang yang dua mendekat kepada Rasulullah s.a.w, sedangkan yang satu pergi begitu saja. Dua orang tersebut berdiri di hadapan Rasulullah s.a.w sambil mencari tempat yang kosong untuk duduk, yang satu melihat tempat yang kosong di tengah orang banyak, lalu dia duduk di situ, sedangkan yang satu lagi duduk di belakang orang banyak. Adapun yang ketiga berlalu begitu saja. Ketika Rasulullah s.a.w selesai menyampaikan nasehat, beliau bertanya : “Sudikah kalian jika aku ceritakan kepada kalian mengenai tiga orang tadi? Orang yang pertama mendekat untuk berlindung kepada Allah, maka Allah memberikan perlindungan. Orang kedua merasa malu kepada Allah, maka Allah tidak mengazabnya, dan orang yang ketiga berpaling dari Allah, maka Allah berpaling darinya.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 66)
5
Sabda Nabi s.a.w : “Bisa jadi orang-orang yang menerima ajaran Islam secara tidak langsung, lebih paham daripada mereka yang menerimanya langsung (dari Nabi s.a.w)
61.
Diriwayatkan dari Abu Bakrah r.a, bahwa suatu ketika Rasulullah s.a.w berada di atas untanya dan ada seseorang yang memegang tali kekang  unta tersebut, kemudian Rasulullah s.a.w bertanya : “Hari apa ini?” Kami semua diam, karena kami mengira bahwa beliau akan menamai hari itu dengan nama lain. Lalu beliau bertanya : “Bukankah ini hari Kurban?” Kami menjawab : “Memang ya”. Rasulullah s.a.w bertanya lagi : “Bulan apa ini?” Kami semua diam, karena kami mengira bahwa beliau akan memberi nama bulan itu dengan nama lain. Beliau bertanya : “Bukankah ini bulan Dzulhijjah?” Kami menjawab : “Memang ya”. Rasulullah s.a.w bersabda : “Sesungguhnya darah kalian, harta kalian dan kehormatan kalian antara sesama kalian adalah haram (tidak boleh dilanggar) sebagaimana terlarangnya berbuat pelanggaran pada hari, bulan dan negeri yang mulia ini. Orang yang hadir hendaklah menyampaikan hal ini kepada orang yang tidak hadir, karena bisa jadi orang yang tidak turut hadir di sini pemahamannya lebih baik daripada orang yang hadir.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 67)
6
Nabi s.a.w tidak terus menerus dalam menyampaikan nasehat dan ilmu tentang Islam agar orang-orang tidak pergi (jemu)
62.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud r.a, dia berkata : Nabi s.a.w tidak terus menerus dalam menyampaikan nasehat (ajaran Islam) kepada kami agar kami tidak merasa bosan.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 68)
63.
Diriwayatkan dari Anas r.a dari Nabi s.a.w, beliau bersabda (mengenai penyampaian ajaran Islam) : “Berikan kemudahan, jangan membuat kesulitan, sampaikan kabar gembira, jangan membuat orang-orang lari dari Islam.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 69)
7
Siapa yang dikehendaki oleh Allah mendapat kebaikan, maka Allah membuatnya paham tentang Islam
64
Diriwayatkan dari Mu’awiyah r.a, dia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda, “Siapa yang dikehendaki oleh Allah mendapat kebaikan, maka Allah memberinya pemahaman tentang Islam. Aku hanyalah orang yang menyampaikan, dan Allah-lah yang memberi petunjuk. Ketahuilah bahwa umat ini (mukmin sejati) akan tetap melaksanakan perintah Allah (agama Allah) dan mereka tidak terkalahkan oleh orang-orang yang menentang mereka sampai tibanya hari kiamat.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 71)
8
Memahami ilmu
65.
Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a, dia berkata : Suatu saat kami berada di sisi Rasulullah s.a.w, kemudian ada seseorang membawa buah pohon kurma, kemudian Rasulullah s.a.w bersabda : “Di antara pepohonan ada sebuah pohon yang....” (mengulangi hadits no. 56 di depan dengan tambahan sebagai berikut : Ketika itu saya (Ibnu Umar) orang yang paling muda di majelis tersebut sehingga saya diam saja.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 72)
9
Keinginan yang menggebu untuk meraik ilmu dan hikmah
66.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud r.a, dia berkata : Nabi s.a.w pernah bersabda, “Tidak boleh diiri kecuali dua : 1) Orang yang diberi harta banyak oleh Allah lalu dia membelanjakannya sesuai dengan ajaran Islam; 2) Orang yang diberi hikmah (sikap dan perilaku yang bijak) oleh Allah, kemudian dia menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan mengajarkannya kepada orang lain.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 73)
10
Do’a Nabi s.a.w. : “Ya Allah! Berikan kepadaku Ibnu Abbas ilmu tentang Al-Qur’an”
67.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, dia berkata : Suatu saat Rasulullah s.a.w merangkul saya seraya berdo’a, “Ya Allah! Berikan kepadanya (Ibnu Abbas) ilmu tentang Al-Qur’an.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 75)
11
Pada usia berapa seorang anak boleh didengar dalam meriwayatkan hadits?
68.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, dia berkata : Saya pernah datang dengan menunggang seekor keledai betina, ketika itu saya telah menginjak usia dewasa. Pada saat itu Rasulullah s.a.w sedang melakukan shalat di Mina tanpa ada dinding di depan beliau, lalu saya lewat menerobos di depan barisan beberapa orang yang sedang melakukan shalat dan keledai itu pun saya biarkan lepas melewati barisan tersebut, lalu saya masuk ke dalam barisan orang-orang yang sedang shalat itu tanpa ada seorangpun yang menegur saya.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 76)
69.
Diriwayatkan dari Mahmud bin Ar-Rabi’ r.a, dia berkata : Saya ingat bahwa dulu ketika saya berusia lima tahun, Nabi s.a.w pernah memerciki wajah saya dengan air kumur yang beliau ambil dari sebuah timba.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 77)
12
Keutamaan orang yang memahami Islam dan mengajarkannya
70.
Diriwayatkan dari Abu Musa r.a, dia berkata, Nabi s.a.w pernah bersabda : “Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang diberikan oleh Allah kepadaku adalah seperti hujan lebat yang turun ke bumi, lalu ada tanah yang subur yang menyerap air hujan sehingga bisa menumbuhkan rerumputan dengan subur, dan ada pula tanah yang keras yang bisa menyimpan air hujan yang Allah menjadikannya bermanfaat bagi umat manusia sebagai air minum dan untuk mengairi tanaman, serta ada pula tanah yang tandus yang tidak bisa menyimpan air, juga tidak bisa menumbuhkan rerumputan. Itulah (contoh pertama dan kedua) perumpamaan orang yang memahami Islam yang memperoleh keuntungan dari ajaran yang diberikan oleh Allah kepadaku, kemudian dia mempelajari dan mengajarkannya kepada orang lain, sedangkan (contoh ketiga) adalah perumpamaan orang yang tidak mau memperhatikan ajaran dan tidak menerima petunjuk Allah yang aku bawa.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 79)
13
Hilangnya ilmu dan munculnya kebodohan tentang islam
71.
Diriwayatkan dari Anas r.a, dia berkata : Rasulullah s.a.w pernah bersabda, “Sebagian tanda-tanda akan terjadinya kiamat adalah : 1) Hilangnya ilmu dan maraknya kebodohan tentang Islam; 2) Terbiasanya mengkonsumsi minuman yang memabukkan; 3) Perzinahan dianggap biasa.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 80)
72.
Diriwayatkan dari Anas r.a. : Saya akan menyampaikan kepada kalian semua sebuah hadits yang tidak akan ada lagi orang lain yang menyampaikannya sesudah saya. Saya pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda, “Sebagian tanda-tanda akan terjadinya kiamat adalah : 1) Ilmu tentang Islam sangat langka; 2) Kebodohan terhadap Islam sangat marak; 3) Perzinahan dianggap biasa; 4) Banyaknya jumlah wanita dan sedikitnya jumlah laki-laki, sehingga prosentasenya lima puluh banding satu.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 81)
14
Keutamaan ilmu tentang Islam
73.
Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a, dia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda, “Ketika aku sedang tidur, aku bermimpi diberi segelas susu, lalu aku meminumnya hingga aku melihat percikannya menetes di ujung jari-jariku, kemudian sisanya aku berikan kepada Umar bin Khaththab”. Para sahabat bertanya, “Bagaimana Anda menafsikan mimpi itu, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Itulah tentang Islam.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 82)
15
Menyampaikan fatwa agama sambil menunggang hewan atau lainnya
74
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Al-‘Ash r.a bahwa  Nabi s.a.w berhenti sejenak di Mina ketika haji Wada’ untuk member kesempatan kepada orang-orang yang ingin bertanya kepada beliau, lalu ada seorang laki-laki dating seraya mengatakan : “Saya telah lupa sehingga saya mencukur rambtu saya sebelum menyembelih hewan Kurban?” Rasulullah s.a.w menjawab : “Tidak apa-apa, sembelihlah sekarang!” Datang lagi orang lain sambil bertanya : “Saya telah lupa sehingga saya menyembelih hewan Kurban sebelum melempar Jumrah?” Rasulullah s.a.w menjawab : “Tidak apa-apa, lemparlah sekarang!” Ketika itu Rasulullah s.a.w tidaklah ditanya tentang sesuatu mengenai amalah haji yang diajukan sebelum waktunya atau ditunda pelaksanaannya melainkan beliau menjawab : “Tidak apa-apa, kerjakan sekarang!”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 83)

16
Menjawab pertanyaan tentang agama dengan isyarat kepala atau tangan
75.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bahwa  Nabi s.a.w pernah bersabda : “Ilmu tentang Islam kelak akan dicabut, kebodohan mengenai Islam dan berbagai fitnah2 akan muncul, serta harj akan banyak terjadi”. Ada orang bertanya : “Ya Rasulullah! Apa harj itu?” Rasulullah s.a.w menjawab dengan isyarat gerakan tangan beliau bahwa harj adalah pembunuhan.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 85)
76.
Diriwayatkan dari Asma’ binti Abu Bakr r.a, dia berkata : Saya pernah menemui Aisyah r.a ketika dia sedang shalat, lalu saya bertanya, “Ada apa dengan orang-orang itu?” Aisyah menunjuk ke langit, tiba-tiba saya melihat orang-orang sedang shalat di masjid. Aisyah mengucapkan, “Subhanlallaah”. Kemudian saya bertanya, “Apakah ada gerhana (sebagai tanda kebesaran Allah)?” Aisyah menjawab dengan isyarat anggukan kepalanya yang berarti ‘ya’. Kemudian saya berdiri untuk melakukan shalat gerhana sehingga saya pingsan, lalu kepala saya dituangi air. Seusai shalat, Nabi s.a.w memuji dan mengagungkan Allah ‘Azza wa Jalla, lalu Nabi bersabda, “Di tempat ini, tadi aku melihat sesuatu yang belum pernah aku lihat sebelumnya, termasuk juga surga dan neraka, lalu diwahyukan kepadaku bahwa kalian akan dihadapkan kepada fitnah kubur yang sama atau mirip dengan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal. Di dalam kubur seorang akan ditanya, ‘Apa yang kamu ketahui tentang laki-laki ini (yakni Muhammad)?’ Orang yang beriman akan menjawab, ‘Laki-laki itu adalah Muhammad, dia adalah utusan Allah, yang datang kepada kami dengan membawa ajaran dan petunjuk yang benar, lalu kami menerima dan mengikuti seurannya, dia adalah Muhammad. Orang mukmin itu menjawab seperti itu tiga kali. Kemudian dikatakan kepadanya oleh malaikat, ‘Tidurlah dengan tenang, karena kami sudah tahu bahwa kamu benar-benar beriman kepada Muhammad Rasulullah’. Adapun orang munafik atau orang yang ragu-ragu akan menjawab, ‘Saya tidak tahu, saya hanya mendengar orang-orang mengatakan tentang Mumammad, lalu saya hanya ikut-ikutan mengatakan seperti itu.’”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 86)
17
Pergi untuk menyelesaikan masalah dan mengajarkan penyelesaiannya kepada keluarganya
77.
Diriwayatkan dari Uqbah bin Al-Harits r.a, bahwa dia menikah dengan putri Abu Ihab bin Aziz, lalu Uqbah didatangi oleh seorang perempuan seraya mengatakan : “Saya pernah menyusui Uqbah dan perempuan yang dikawininya”. Kemudian Uqbah mengatakan : “Saya tidak tahu bahwa Anda pernah menyusui saya dan Anda dulu tidak memberitahu saya”. Kemudian Uqbah pergi untuk menemui Rasulullah s.a.w di Madinah untuk menanyakan hal itu kepada beliau, lalu Rasulullah s.a.w menjawab, “Mengapa kamu tetap memperisterinya, padahal sudah dikatakan kepadamu bahwa perempuan yang kau kawini itu saudaramu (sesusuan)?” Maka Uqbah menceraikan isterinya lalu dia (mantan isterinya) menikah dengan laki-laki lain.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 88)
18
Saling bergantian dalam menerima dan memberi ilmu
78.
Diriwayatkan dari Umar r.a, dia berkata : Saya dan tetangga saya, kaum Anshar dari Bani Umayyah bin Zayd pernah menetap di perkampungan perbukitan Madinah. Kami pernah mengunjungi Rasulullah s.a.w secara bergantian, sehari dia dan sehari saya. Ketika saya pulang dari Rasulullah s.a.w, saya memberitahukan kepada tetangga saya itu wahyu yang turun dan informasi lain. Ketika dia mengunjungi Rasulullah s.a.w, maka sepulangnya, dia juga menyampaikan kepada saya wahyu dan informasi lain yang dia peroleh. Suatu saat, ketika teman saya seorang Anshar tersebut pulang dari Rasulullah s.a.w, diketuknya keras-keras pintu rumah saya sambil berteriak, “Apakah ada Umar di rumah ini?” Saya sangat terkejut, lalu saya keluar menemuinya. Kata dia, “Ada peristiwa besar hari ini”. Kata Umar, “Saya menemui Hafshah, tiba-tiba dia sedang menangis, lalu saya bertanya kepadanya, ‘Apakah kamu diceraikan oleh Rasulullah s.a.w?’” Hafshah menjawab, ‘Saya tidak tahu’. Kemudian saya masuk menemui Nabi s.a.w, lalu saya tanyakan sambil berdiri, “Apakah Anda telah menceraikan isteri-isteri Anda?” Nabi s.a.w menjawab, “Tidak”. Saya (Umar) mengatakan, “Allahu Akbar.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 89)
19
Menyampaikan nasehat dan ajaran agama dengan marah ketika melihat hal-hal yang tidak diinginkannya
79.
Diriwayatkan dari Abu Mas’ud Al-Anshariy r.a, dia berkata : Ada seorang melaporkan, “Ya Rasulullah! Saya hampir saja tidak kuat mengikuti shalat jamaah karena imamnya (si Fulan) memanjangkan shalat”. Kata Abu Mas’ud : Saya tidak pernah melihat Rasulullah s.a.w marah melebihi kemarahan beliau pada hari itu. Kemudian Rasulullah s.a.w bersabda, “Wahai umatku! Di antara kalian ada orang yang menjadi imam shalat yang membuat makmumnya lari/tidak menyukai shalat jamaah. Siapa yang menjadi imam dalam shalat jamaah hendaklah dia tidak memperlama shalatnya. Karena di antara makmum ada orang yang sakit, ada orang yang lemah, dan ada orang yang akan menyelesaikan keperluannya.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 90)
80.
Diriwayatkan dari Zayd bin Khalid Al-Juhaniy r.a, bahwa Nabi s.a.w pernah ditanya oleh seseorang mengenai luqathah (barang hilang yang ditemukan oleh orang yang bukan pemiliknya), kemudian Nabi s.a.w menjawab :  “Ambilah, lalu kenalilah ciri-cirinya, kemudian umumkan kepada masyarakat selam setahun. Kalau tidak ada yang mengakuinya, kamu boleh memanfaatkannya, kemudian apabila setelah itu pemiliknya datang maka serahkanlah luqathah tersebut kepadanya”. Orang tersebut bertanya lagi : “Bagaimana jika luqathah tersebut berupa unta?” Mendengar itu Rasulullah s.a.w marah sehingga wajah beliau memerah, lalu Rasulullah s.a.w bersabda : “Jangan ambil unta tersebut, karena unta itu membawa perbekalan minum yang cukup dalam dirinya, kakinya cukup kuat, dan dia bisa mencari minum serta memakan dedaunan sendiri. Biarkan saja unta tersebut sampai pemiliknya menemukannya”. Orang itu bertanya lagi : “Bagaimana jika luqathah tersebut berupa kambing?” Rasulullah  s.a.w menjawab:  “Kambing tersebut untukmu, atau untuk orang lain, atau untuk serigala.”3
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 91)
81.
Diriwayatkan dari Abu Musa r.a, dia berkata : Suatu ketika Rasulullah s.a.w ditanya mengenai beberapa hal yang tidak beliau sukai. Ketiak beliau terus ditanya, beliau marah, lalu beliau bersabda, “Tanyakan kepadaku apa saja yang ingin kalian tanyakan!” Kemudian ada seorang laki-laki bertanya, “Siapa ayah saya?” Rasulullah s.a.w menjawab, “Ayahmu Hudzafah”. Ada orang lain bertanya, “Ya Rasulullah! Siapa ayah saya?” Rasulullah s.a.w menjawab, “Ayahmu Salim, mantan budak Syaibah”. Ketika Umar r.a melihat tanda-tanda kemarahan di wajah Rasulullah s.a.w, dia berkata, “Ya Rasulullah! Kami bertobat kepada Allah ‘Azza wa Jalla.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 92)
20
Mengulangi ucapan tiga kali agar dipahami
82.
Diriwayatkan dari Anas r.a, bahwa apabila Nabi s.a.w mengucapkan suatu ucapan, beliau biasanya mengulanginya tiga kali agar bisa dipahami, dan apabila beliau meminta izin untuk memasuki rumah, beliau mengucapkan salam tiga kali.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 94)
21
Laki-laki mengajarkan agama kepada budak perempuan dan keluarganya
83.
Diriwayatkan dari Abu Musa r.a, dia berkata : Rasulullah s.a.w pernah bersabda, “Terdapat tiga macam orang yang mendapat pahala ganda : 1) Orang ahli kitab yang beriman kepada nabinya (Orang Yahudi yang beriman kepada Nabi Musa atau orang Nasrani yang beriman kepada Nabi Isa), kemudian beriman kepada Nabi Muhammad s.a.w (dengan memeluk Islam); 2) Seorang budak yang melaksanakan kewajiban terhadap Allah dan terhadap majikannya; 3) Laki-laki yang memiliki budak perempuan yang halal disetubuhinya, lalu dia mendidiknya dengan baik dan mengajarinya tentang Islam dengan baik, kemudian memerdekakannya lalu dia menikahinya, maka dia mendapat pahala ganda.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 97)
22
Nasehat imam/pemimpin kepada kaum wanita
84.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, bahwa pada suatu saat Rasulullah s.a.w keluar dengan desertai Bilal r.a. Beliau mengerti bahwa sabda beliau tidak dapat didengar oleh sekelompok wanita yang ada di situ, kemudian beliau mendekati mereka, lalu beliau menasehati mereka dan menganjurkan agar mereka bersedekah, maka mulailah mereka bersedekah, ada yang menyedekahkan anting-antingnya dan ada yang menyedekahkan cincinnya, sementara Bilal mengumpulkan dengan ujung pakainnya.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 98)
23
Hasrat yang kuat untuk mempelajari hadits
85.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dia berkata : Saya pernah bertanya, “Ya Rasulullah! Siapakah orang yang paling beruntung pada hari kiamat karena memperoleh syafaat (pertolongan) Anda?” Rasulullah s.a.w menjawab, “Hai Abu Hurairah! Aku telah menduga bahwa tidak ada orang yang bertanya kepadaku mengenai hal itu sebelum kamu, karena aku tahu hasratmu yang sangat kuat untuk mempelajari hadits. Orang yang paling beruntung pada hari kiamat karena memperoleh syafaatku adalah orang yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah’ (Tiada tuhan selain Allah) dengan setulus hatinya.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 99)
24
Bagaimana ilmu agama akan dicabut (oleh Allah)
86.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Al-‘Ash r.a, dia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu agama dengan cara mencabutnya dari hati manusia, tetapi Allah mencabut dengan cara mewafatkan para ulama, sehingga apabila sudah tidak ada lagi ulama yang tersisa, maka orang-orang akan menjadikan orang-orang yang bodoh sebagai pemimpin yang apabila ditanya mereka akan menjawab tanpa dasar ilmu agama, sehingga mereka tersesat dan menyesatkan semua orang.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 100)
25
Apakah kaum wanita diberi waktu dan tempat khusus yang terpisah dengan laki-laki untuk menerima ajaran agama
87.
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudriy r.a, dia berkata : Beberapa orang mengadu kepada Nabi s.a.w, “Kaum laki-laki mengungguli kami dalam menerima ajaran agama dari Anda. Karena itu, berilah kami kesempatan sehari untuk menerima ajaran agama yang Anda sampaikan!” Rasulullah s.a.w berjanji untuk bertemu dengan mereka pada suatu hari, lalu dalam pertemuan itu beliau memberikan nasehat dan ajaran kepada mereka. Ketika itu isi sabda beliau adalah, “Tidaklah seorang perempuan yang ketiga anaknya mati melainkan mereka akan mejadi perisainya dari api neraka”. Ada seorang perempuan bertanya, “Kalau dua bagaimana?” Rasulullah s.a.w menjawab, “Dua anak juga akan menjadi perisai dari api neraka”. Menurut riwayat lain dari Abu Hurairah r.a. : “Tiga anak yang mati tersebut sebelum usia baligh.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 101)
26
Orang yang mendengar suatu ajaran lalu bertanya lagi sehingga akhirnya akan mengerti
88.
Diriwayatkan dari Aisyah r.a, bahwa Nabi s.a.w pernah bersabda : “Siapapun yang diperhitungkan (dihisab) amal perbuatannya, pasti akan disiksa”. Aisyah berkata : Kemudian saya bertanya, “Tidakkah Allah s.w.t berfirman (yang artinya) : ‘... maka dia akan diperhitungkan amal perbuatannya dengan mudah’. (Al-Qur’an surat Al-Insyiqaq : 84)?” Rasulullah s.a.w menjawab, “Ayat tersebut maksudnya sekedar diperlihatkan catatan amal perbuatannya, tapi siapapun yang dipanggil untuk diperhitungkan amal perbuatannya pasti dia akan celaka.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 103)
27
Orang yang hadir di majelis Nabi s.a.w hendaklah menyampaikan ajaran yang diterimanya kepada orang yang tidak turut hadir
89.
Diriwayatkan dari Abu Syuraih r.a, dia berkata : Saya mendengar Rasulullah s.a.w bersabda dalam perjalanan penaklukan Mekkah, saya mendengar dengan dua telinga saya, saya memahami dengan hati saya, dan saya melihat dengan dua mata saya ketika beliau bersabda pada saat itu. Beliau memuji dan mengagungkan Allah, kemudian bersabda, “Sungguh Mekkah telah ditetapkan kesuciannya oleh Allah, bukan oleh manusia. Karena itu, orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir tidak boleh menumpahkan darah di Mekkah dan tidak boleh menebang pohonnya. Jika ada orang yang beranggapan bahwa boleh berperang di Mekkah dengan alasan Rasulullah s.a.w pernah memerangi Mekkah, maka katakanlah, ‘Sesungguhnya Allah telah memberikan izin kepada Rasul-Nya, tetapi tidak memberikan izin kepadamu’.” Kata Rasulullah s.a.w, “Allah s.w.t memberikan izin kepadaku untuk memerangi Mekkah hanya beberapa jam pada hari penaklukan itu, dan sekarang kesucian Mekkah telah kembali lagi seperti sebelumnya. Orang yang hadir mendengar langsung sabdaku ini hendaklah menyampaikannya kepada orang yang tidak turut hadir sekarang ini.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 104)
28
Dosa orang yang berkata dusta tentang Nabi s.a.w
90.
Diriwayatkan dari Aliy r.a, dia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda, “Janganlah kamu berkata dusta tentang aku. Barang siapa berkata dusta tentang aku, maka dia pasti akan memperoleh tempat di dalam neraka.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 106)
91.
Diriwayatkan dari Salamah bin Al-Akwa’ r.a, dia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda, “Siapapun yang mengatakan bahwa aku pernah mengatakn sesuatu padahal aku tidak pernah mengatakannya, maka dia pasti akan ditempatkan di dalam neraka.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 109)
92.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi s.a.w, beliau bersabda : “Namailah diri kalian dengan diriku, tetapi janganlah kalian menggunakan nama julukanku4. Siapa yang melihatku dalam mimpinya, maka dia benar-benar melihatku, karena setan tidak bisa menyerupai diriku. Siapapun yang berkata dusta tentang aku, maka dia pasti akan ditempatkan di dalam neraka.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 110)
29.
Penulisan Ilmu
93.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, bahwa Nabi s.a.w pernah bersabda : “Sesungguhnya Allah telah menghalangi pembunuhan atau pasukan gajah (yang akan menghancurkan Ka’bah) di Mekkah.5 Allah telah mengijinkan Rasul-Nya dan orang-orang mukmin untuk menaklukan kaum kafir Mekkah. Perhatikanlah, siapapun tidak boleh bertempur di Mekkah sebelum dan sesudah penaklukan yang aku lakukan ini. Penaklukan yang aku lakukan ini pun hanya diperbolehkan dalam beberapa jam. Perhatikanlah bahwa pada saat penaklukan ini Mekkah tetap suci (Tanah Haram), tidak boleh dicabut tumbuh-tumbuhannya yang berduri, tidak boleh ditebang pepohonannya, dan tidak boleh dipungut luqathahnya kecuali oleh orang yang hendak mengumumkannya agar dimiliki kembali oleh pemiliknya. Jika seorang terbunuh, maka keluarganya berhak memilih dua pilihan : Memperoleh diyat (denda yang dibayarkan oleh pihak pembunuh) atau menuntut balas hukuman bunuh terhadap pembunuh”. Ketika itu datanglah seorang laki-laki dari Yaman dan mengatakan, “Ya Rasulullah! Tuliskanlah apa yang Anda sampaikan itu untuk saya!” Kemudian Rasulullah s.a.w meminta salah seorang sahabat untuk menuliskannya. Seorang dari suku Quraisy bertanya, “Kecuali pohon Idzkhir, ya Rasulullah? Karena kami memanfaatkan pohon itu untuk rumah dan kubur kami?” Nabi s.a.w menjawab, “Kecuali pohon Idzkhir (yang boleh ditebang untuk dimanfaatkan).”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 112)
94.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, dia berkata : Ketika sakit Nabi s.a.w semakin berat, beliau bersabda, “Bawalah kemari kertas tulis, akan aku tuliskan untuk kalian suatu pesan yang kalian tidak akan tersesat dengan berpegang pada pesan tersebut”. Kata Umar, “Sungguh, sakit Nabi s.a.w semakin berat dan kita sudah memiliki Kitab Allah, bukankah itu sudah cukup bagi kita?” Para sahabat berselisih sehingga terjadi kegaduhan. Mendengar itu Rasulullah, Rasulullah s.a.w bersabda, “Pergilah kalian dari sini! Sungguh tidak pantas ada perselisihan di depanku.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 114)
30
Mengajarkan ilmu pada malam hari
95.
Diriwayatkan dari Ummu Salamah r.a, dia berkata : Pada suatu malam, Nabi s.a.w bangun, kemudian beliau bersabda, “Subhanallah! Betapa banyak fitnah (cobaan, bencana, peperangan, dan sebagainya) yang diturunkan malam ini dan betapa banyak isi bumi (harta) yang dibukakan. Bangunkanlah semua isteri-isteriku untuk shalat. Banyak sekali orang yang berpakaian ketika di dunia tetapi telanjang ketika di Akhirat.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 115)
31
Meninggalkan tidur malam untuk mengajarkan ilmu
96.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a, dia berkata : Nabi s.a.w pernah mengimami kami shalat Isya pada hari-hari akhir hidupnya. Seusai salam beliau berdiri kemudian bersabda, “Apakah kalian memahami pentingnya malam ini? Seratus tahun setelah malam ini sudah tidak ada lagi seorangpun yang kini masih hidup.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 116)
97.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, dia berkata : Pada suatu malam saya pernah berada di rumah bibi saya, Maimunah binti Al-Harits, isteri Nabi s.a.w, dan ketika itu Nabi s.a.w berada di rumah bibi saya itu. Nabi s.a.w melakukan shalat Isya (di masjid), kemudian beliau pulang, lalu beliau mengerjakan shalat sunat empat rakaat. Setelah itu beliau tidur, lalu beliau bangun dan bertanya, “Apakah anak laki-laki itu (Ibnu Abbas) sudah tidur?” atau beliau mengucapkan kalimat yang semakna dengan itu. Kemudian beliau berdiri untuk melakukan shalat, lalu saya berdiri di sebelah kiri beliau untuk bermakmum, tetapi kemudian beliau meminta saya pindah ke sebelah kanan beliau. Beliau shalat lima rakaat kemudian shalat lagi dua rakaat. Setelah itu beliau tidur, sehingga saya mendengar suara dengkurannya yang samar-samar. Sebentar kemudian beliau bangun, lalu pergi ke masjid untuk melakukan shalat fajar.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 117)
32
Menghafal ilmu
98.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dia berkata : Orang-orang mengatakan bahwa Abu Hurairah telah meriwayatkan hadits banyak sekali dari Rasulullah s.a.w. saja tidak ada dua ayat di dalam Al-Qur’an niscaya saya tidak menyampaikan hadits yang telah saya terima. Kemudian Abu Hurairah membacakan ayat (yang artinya) : “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk-petunjuk sesudah Kami terangkan kepada mereka dalam Al-Kitab, mereka niscaya dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh orang-orang yang menjatuhkan laknat, kecuali orang-orang yang bertobat, memperbaiki diri dan membuktikannya. Merekalah yang Aku terima tobatnya. Dan Aku Maha Penerima tobat serta Maha Penyayang” (Al-Qur’an surat Al-Baqarah : 159 – 160). Kata Abu Hurairah selanjutnya : Sesungguhnya saudara-saudara kami kaum Muhajirin sibuk berniaga di pasar-pasar, dan saudara-saudara kaum kami Anshar sibuk mengelola harta/tanah mereka, sedangkan saya (Abu Hurairah) senantiasa menyertai Rasulullah s.a.w untuk mengenyangkan perut saya. Saya hadir di majelis Rasulullah s.a.w ketika mereka tidak hadir, dan saya menghafal hadits yang tidak mereka hafal.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 118)
99.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dia berkata : Saya pernah mengadu, “Ya Rasulullah! Banyak hadits yang telah saya dengar dari Anda namun saya lupa”. Rasulullah s.a.w bersabda, “Bentangkan kain selendangmu!” Saya pun kemudian membentangkan kain selendang saya. Kata Abu Hurairah : Kemudian Rasulullah s.a.w menggerakkan kedua tangannya seolah menciduk sesuatu, lalu beliau bersabda, “Ikatlah ini di dalam kain selendangmu!” Saya pun melaksanakan perintah itu, sehingga saya tidak pernah lupa lagi sesudah itu.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 119)
100.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dia berkata : Saya telah menghafal dua macam ilmu dari Rasulullah s.a.w, yang satu sudah saya sampaikan, sedangkan yang satu lagi jika saya sampaikan leher saya pasti akan dipeneggal6.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 120)
33
Diam untuk mendengarkan fatwa orang berilmu
101.
Diriwayatkan dari Jarir r.a, bahwa Nabi s.a.w bersabda kepadanya ketika haji Wada’ : “Suruh diam orang-orang itu dengan penuh perhatian!” Kemudian Rasulullah s.a.w bersabda : “Janganlah kalian menjadi kafir lagi setelah wafatku nanti dengan saling membunuh di antara kalian!”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 121)
34
Jawaban yang baik bagi orang berilmu ketika ditanya : “Siapa orang yang paling pandai?”
102.
Diriwayatkan dari Ubay bin Ka’b r.a, dari Nabi s.a.w, beliau bersabda : “Suatu ketika, Nabi Musa berpidato di hadapan Bani Israil, kemudian dia ditanya, ‘Siapa orang yang paling banyak ilmunya?’ Nabi Musa menjawab, ‘Akulah orang yang paling banyak ilmunya’. Allah mencela Nabi Musa karena dia tidak memberikan jawaban bahwa Allah-lah Yang Maha Tahu. Kemudian Allah berfirman kepada Nabi Musa,Di pertemuan dua laut sana ada seorang hamba-Ku yang lebih banyak ilmunya daripada kamu’. Nabi Musa bertanya, ‘Ya Tuhanku! Bagaimana aku bisa bertemu dengannya?’ Allah menjawab, ‘Bawalah seekor ikan di dalam keranjang. Jika ikan tersebut lepas, maka di situlah hamba-Ku berada’. Kemudian Nabi Musa pergi dengan ditemani oleh pelayannya, Yusya’ bin Nun. Keduanya membawa seekor ikan di dalam keranjang. Sesampainya di sebuah batu karang, mereka berdua berbaring dan tidur. Maka ikan yang mereka bawa itu lepas dari keranjang, kemudian berenang di laut. Hal itu membuat Nabi Musa dan pelayannya heran. Keduanya melanjutkan perjalanan dalam sisa malam itu dan pada hari berikutnya. Setelah pagi, Nabi Musa berkata kepada pelayannya, ‘Bawa kemari makanan kita, kita benar-benar lelah karena perjalanan kita’. Nabi Musa tidak merasa lelah kecuali setelah melewati tempat yang diperintahkan oleh Allah. Kata pelayan kepada Nabi Musa, ‘Ingatkah Anda ketika kita beristirahat di batu karang kemarin? Ketika itulah saya lupa dengan ikan yang kita bawa’. Kata Nabi Musa, ‘Itulah yang sedang kita cari’. Kemudian keduanya kembali lagi menyusuri jejak yang telah mereka lewati sampai di batu karang. Sesampainya di batu karang itu ternyata ada seorang laki-laki yang tertutup oleh pakaiannya. Nabi Musa mengucapkan salam kepadanya. Laki-laki itu (Khadir) bertanya, ‘Apakah orang-orang di daerahmu mengucapkan salam?’ Kata Musa, ‘Aku Musa’. Khadir bertanya, ‘Musa di Bani Israil?Nabi Musa menjawab, ‘ya’. Tanya Musa, ‘Bolehkah aku mengikutimu agar kau ajarkan kepadaku ilmu yang telah diberikan oleh Allah kepadamu?’ Khadir menjawab, ‘Sungguh kau tidak akan bersabar mengikutiku. Hai Musa! Aku memiliki ilmu dari Allah yang telah diajarkan-Nya kepadamu yang tidak aku miliki’. Kata Nabi Musa, ‘Jika Allah menghendaki, aku akan bersabar mengikutimu dan aku tidak akan melanggar perintahmu’. Kemudian Musa dan Khadir berjalan menyusuri pantai karena keduanya tidak menemukan perahu. Tiba-tiba ada sebuah perahu lewat, lalu mereka memohon agar mereka diizinkan turut menumpang di dalamnya. Rupanya Khadir sudah dikenali oleh para awak perahu itu, sehingga mereka mengangkut mereka berdua tanpa memungut upah. Ada seekor burung kecil hinggap di bagian pinggir perahu dengan sekali atau dua kali membasahi paruhnya dengan air laut. Kata Khadir, ‘Hai Musa! Ilmuku dan ilmumu tidaklah mengurangi ilmu Allah Yang Maha Luas, bagai tetes air di paruh burung itu dibanding dengan lautan’. Nabi Khadir segera mencabut sebatang papan kayu pada bagian perahu, lalu Nabi Musa bertanya, ‘Pemilik perahu ini sudah berbuat baik dengan mengangkut kita tanpa ongkos, tetapi kau malah merusak perahunya dan akan menyebabkan penumpangnya tenggelam?’ Nabi Khadir menjawab, ‘Bukankah sudah aku katakan bahwa kamu tidak akan mampu bersabar menyertai aku?’ Kata Nabi Musa, ‘Maafkanlah aku, sebab aku lupa, dan izinkan aku tetap menyertaimu’. Nabi Musa memang lupa. Keduanya melanjutkan perjalanan lagi, tiba-tiba ada seorang anak laki-laki sedang bermain bersama teman-temannya, kemudian Nabi Khadir segera memegang kepala anak itu dari arah atas dan memutuskan lehernya. Kata Nabi Musa, ‘Mengapa kau bunuh anak yang baik-baik tanpa dosa?’ Nabi Khadir menjawab, ‘Bukankah sudah aku katakan bahwa kamu tidak akan mampu bersabar menyertai aku?’ Keduanya pergi lagi. Setelah sampai di suatu perkampungan keduanya meminta makanan kepada penduduk di situ, namun mereka menolak untuk memberikan makanan. Lalu keduanya mendapati sebuah rumah yang hampir roboh, kemudian Nabi Khadir menegakkannya dengan tangannya sendiri. Nabi Musa mengatakan, ‘Kalau kamu mau, kamu bisa memungut upah untuk menegakkan rumah itu!’ Nabi Khadir menjawab, ‘Sampai di sinilah perpisahan antara aku denganmu’. Sabda Nabi Muhammad s.a.w selanjutnya : “Semoga Allah memberikan rahmat kepada Nabi Musa. Seandainya Nabi Musa mampu bersabar (dalam menyertai Nabi Khadir) tentu akan lebih banyak lagi kisah tentang Nabi Musa dan Nabi Khadir yang sampai kepada kita.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 122)
35
Orang yang bertanya sambil berdiri kepada ulama yang sedang duduk
103.
Diriwayatkan dari Abu Musa r.a, dia berkata : Seorang laki-laki datang kepada Nabi s.a.w, kemudian dia bertanya, “Ya Rasulullah! Apa kriteria perang karena membela agama Allah? Sebab di antara kami ada orang yang berperang karena marah dan ada orang yang berperang karena congkak?” Rasulullah s.a.w menjawab, “Siapa yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah (Islam), maka dia benar-benar berperang karena Allah ‘Azza wa Jalla.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 123)
36
Firman Allah : “Dan kamu sekalian tidaklah diberi ilmu kecuali hanya sedikit sekali
104.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud r.a, dia berkata : Ketika saya berjalan bersama Nabi s.a.w menyusuri puing-puing di Madinah, sambil beliau bersandar pada sebatang pohon kurma, beberapa orang Yahudi lewat. Mereka satu sama lain mengatakan, “Tanyakan kepadanya (Nabi Muhammad s.a.w.) tentang ruh!” Sebagian yang lain menjawab, “Jangan bertanya kepadanya, karena dia tidak akan memberikan jawaban yang membuat kalian tidak suka”. Sebagian lain mengatakan, “Kita harus bertanya kepadanya”. Lalu seorang dari mereka mendekat untuk bertanya, “Hai Abul Qasim (panggilan Nabi Muhammad s.a.w.)! Apakah ruh itu?” Nabi s.a.w diam. Kata Ibnu Mas’ud : Berarti beliau sedang menerima wahyu, maka saya pun tetap menunggu. Setelah wahyu selesai, beliau menuturkan wahyu tersebut (yang artinya) : “Mereka bertanya kepadamu mengenai ruh. Jawablah bahwa ruh itu urusan Tuhanku, dan kamu sekalian tidaklah diberi ilmu kecuali hanya sedikit sekali” (Al-Qur’an, surat Al-Isra’ : 85).
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 125)
37
Memilih orang-orang tertentu untuk diberi ilmu, karena khawatir tidak dipahami
105
Diriwayatkan dari Anas r.a, bahwa Nabi s.a.w pernah bersabda kepada Mu’adz ketika dia dibonceng oleh Nabi s.a.w diatas kendaraan : “Hai Mu’adz!” Mu’adz menjawab : “Labbayk wa sa’dayk ya Rasulullah!” Nabi s.a.w bersabda lagi : “Hai Mu’adz!” Dia menjawab : “Labbayk wa sa’dayk ya Rasulullah!” Nabi s.a.w bersabda lagi, “Hai Mu’adz!” Dia menjawab : “Labbayk wa sa’dayk ya Rasululla!” Setelah tiga kali Rasulullah s.a.w melanjutkan sabdanya : “Siapa yang bersaksi dengan tulus dan sepenuh hati bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka Allah akan menghindarkannya dari api neraka”. Mu’adz bertanya : “Ya Rasulullah! Bolehkah saya beritahukan hadits ini kepada orang-orang agar mereka merasa senang?” Rasulullah s.a.w menjawab : “Kalau kau beritahukan mereka hanya akan mengandalkan itu (tanpa beramal).7 Akhirnya Mu’adz menyampaikan hadits ini menjelang kematiannya karena takut berdosa (jika tidak disampaikan).
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 128)
38
Merasa malu saat mempelajari ilmu
106.
Diriwayatkan dari Ummu Salamah r.a, dia berkata : Ummu Sulaym datang kepada Rasulullah s.a.w, lalu dia bertanya, “Ya Rasulullah! Sesungguhnya Allah tidak merasa malu untuk menyampaikan kebenaran. Karena itu, saya bertanya, Apakah seorang perempuan wajib mandi besar setelah bermimpi?” Nabi s.a.w menjawab, “Ya, jika keluar mani”. Ummu Salamah menutupi wajahnya karena malu, lalu dia turut bertanya, “Ya Rasulullah! Apakah perempuan juga mengeluarkan mani?” Rasulullah s.a.w menjawab, “Ya, mengapa tidak? Itulah sebabnya seorang anak mirip ibunya.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 130)
39
Orang yang merasa malu lalu meminta orang lain untuk mewakilinya dalam bertanya

107.
Diriwayatkan dari Aliy r.a, dia berkata : Saya sering mengeluarkan madzi8, kemudian saya meminta Al-Miqdad bin Al-Aswad untuk menanyakan hal itu kepada Nabi s.a.w. Setelah dia tanyakan kepada Nabi s.a.w, beliau menjawab, “Cukup dengan berwudhu (yakni, keluarnya madzi membatalkan wudhu, maka harus berwudhu lagi jika hendak shalat setelah disucikan najisnya, tanpa mandi).”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 132)
40
Menyampaikan ilmu dan nasehat di masjid
108.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a, bahwa ada seorang laki-laki berdiri di masjid, lalu dia bertanya : “Ya Rasulullah! Dari mana kami memulai ihram?” Rasulullah s.a.w menjawab : “Orang Madinah memulai ihram dari Dzul Hulayfah, orang Syam dari Al-Juhfah, orang Nejed dari Qarn.” Kata Ibnu Umar : Orang-orang mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w juga bersabda, “Orang Yaman memulai ihram dari Yalamlam”. Sedangkan Ibnu Umar mengatakan : Saya tidak ingat pasti apakah tambahan yang akhir ini dari sabda Rasulullah s.a.w.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 133)
41
Menjawab lebih daripada yang ditanya

109.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi s.a.w : “Pakaian apa yang dikenakan oleh orang yang berihram?” Rasulullah s.a.w menjawab : “Orang yang berihram tidak boleh mengenakan baju, surban, celana panjang, penutup kepala, pakaian yang dicelup wars (jenis tumbuhan) atau za’faran (jenis wewangian). Jika dia tidak mendapatkan sepasang sandal, maka dia boleh memakai sepasang khuff (kaos kaki dari kulit) tetapi harus dipotong bagian atasnya sehingga tampak mata kakinya.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 134)

0 komentar:

Post a Comment

Situs ini menerapkan “Dofollow Site Comment System”
Beri komentar sebanyak-banyaknya yang tentunya akan membawa manfaat pula bagi perkembangan blog/situs Anda. Namun komentar Anda harus dengan syarat :

1. Tidak mengandung Spam, SARA, Pornografi;
2. Komentar harus ada kaitannya dengan materi yang dibahas
dalam posting;
3. Tidak berisi link aktif di dalam badan komentar.

Selamat berkomentar dan semoga bermanfaat bagi perkembangan blog/situs Anda.

Terima kasih.