BAB
|
NO
|
KITAB TENTANG TABIR PEMBATAS ORANG YANG MELAKUKAN SHALAT
|
1
|
Tabir pembatas di depan imam sekaligus bagi makmum
| |
312.
|
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a, bahwa ketika Rasulullah s.a.w berangkat untuk melaksanakan shalat hari raya (di tanah lapang), beliau menyuruh kami menancapkan tombak di hadapannya, kemudian Nabi s.a.w shalat dengan menghadap ke arah tombak itu, sementara orang –orang shalat dengan bermakmum di belakangnya. Rasulullah s.a.w juga berbuat seperti itu ketika beliau shalat dalam perjalanan, kemudian para pemimpin kaum muslimin mengikuti ajaran Rasulullah s.a.w tersebut (yakni dengan menancapkan tabir pembatas di depan orang yang shalat).
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 494)
| |
313.
|
Diriwayatkan dari Abu Juhayfah r.a, bahwa Nabi s.a.w pernah mengimami shalat Zhuhur dua rakaat dan shalat Asar dua rakaat di Bath-ha’ ketika dalam perjalanan, dengan menancapkan ‘anazah (tongkat yang ujungnya bercabang) di depannya, sementara di luar batas ‘anazah tersebut ada perempuan dan keledai berlalu lalang.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits :495)
| |
2
|
Jarak antara orang yang shalat dengan tabir pembatas di depannya
| |
314.
|
Diriwayatkan dari Sahl r.a, dia berkata : jarak antara tempat shalat Rasulullah s.a.w dengan tabir pembatas di depannya adalah seukuran lewatan kambing.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 496)
| |
3
|
Shalat dengan menghadap ke ‘azanah (tongkat yang ujungnya bercabang)
| |
315.
|
Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a, dia berkata : Ketika Rasulullah s.a.w keluar untuk buang hajat, kami senantiasa menyertainya dengan seorang anak laki-laki lain. Kami membawakan tongkat atau ‘azanah dan sewadah air. Apabila Rasulullah s.a.w selesai dari buang hajat, kami membawa air tersebut kepadanya (untuk bersuci).
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 500)
| |
4
|
Shalat dengan menghadap ke tiang
| |
316.
|
Diriwayatkan dari Salamah bin Al-Akwa’ r.a, bahwa dia pernah melakukan shalat di belakang tiang tempat mushaf, kemudian ada orang bertanya : “Hai Abu Muslim (panggilan Salamah bin Al-Akwa’)! Mengapa kamu memilih tempat seperti itu untuk shalat?” Dia menjawab : “Karena saya pernah melihat Nabi s.a.w melakukan shalat dengan memilih tempat seperti ini.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits :502)
| |
5
|
Shalat sendirian di antara tiang-tiang
| |
317.
|
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a mengatakan tentang masuknya Nabi s.a.w ke dalam Ka’bah, Saya bertanya kepada Bilal ketika dia keluar dari dalam Ka’bah menyertai Nabi s.a.w : “Bagaimana Nabi s.a.w melakukan shalat di dalam Ka’bah?” Bilal menjawab : “Rasulullah s.a.w mengerjakan shalat dengan satu tiang di sebelah kirinya, satu tiang di sebelah kanannya dan tiga tiang di belakangnya. Ka’bah ketika itu tiangnya ada enam”. Menurut riwayat lain : “... dengan dua tiang di sebelah kanannya.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 505)
| |
6
|
Shalat dengan menghadap ke kuda, unta, pohon atau pelana sebagai pembatas di bagian depan
| |
318.
|
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a, bahwa Nabi s.a.w menghentikan hewan tunggangannya, kemudian beliau shalat dengan menghadap ke arah hewan itu. Saya (perawi) bertanya kepada Abdullah bin Umar : “Bagaimana jika hewan tersebut bangkit/bergerak-gerak?” Abdullah bin Umar menjawab : “Rasulullah s.a.w mengambil pelananya kemudian beliau letakkan di depannya sebagai pembatas ketika beliau melakukan shalat”. Abdullah bin Umar juga melakukan shalat seperti itu.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 507)
| |
7
|
Shalat dengan menghadap ke tempat tidur
| |
319.
|
Diriwayatkan dari Aisyah r.a, dia berkata : Apakah kalian menganggap kami sama dengan anjing atau keledai? Suatu ketika saya berbaring di atas tempat tidur, kemudian Nabi s.a.w datang, lalu beliau shalat dengan menghadap ke bagian tengah tempat tidur. Saya merasa tidak enak berada di depan Nabi s.a.w yang sedang melakukan shalat, kemudian saya beranjak perlahan-lahan dari arah kaki tempat tidur, sehingga saya beranjak dari selimut saya.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 508)
| |
8
|
Orang yang sedang mengerjakan shalat hendaklah mendorong/menghalangi orang yang lewat di depannya
| |
320.
|
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudriy r.a, bahwa suatu ketika dia mengerjakan shalat pada hari Jum’at dengan meletakkan sesuatu di depannya sebagai pembatas agar tidak dilewati orang. Kemudian ada seorang pemuda dari suku Abu Mu’aith ingin lewat di depan Abu Sa’id. Abu Sa’id mendorongnya di bagian dadanya. Pemuda itu mencari jalan lain untuk lewat namun tidak ada kecuali di depan Abu Sa’id, tetapi Abu Sa’id mendorongnya lebih keras daripada semula. Pemuda itu merasa jengkel kemudian dia melaporkan hal itu kepada Marwan (selaku khalifah) atas perlakuan Abu Sa’id tersebut. Rupanya Abu Sa’id juga mendatangi Marwan di belakang pemuda itu. Marwan bertanya : “Hai Abu Sa’id! Mengapa kamu memperlakukan pemuda ini sedemikian itu?” Abu Sa’id menjawab : “Saya pernah mendengar Nabi s.a.w bersabda, ‘Apabila seseorang di antara kamu melakukan shalat dengan menghadap sesuatu pembatas agar tidak dilewati orang, kemudian ada seseorang yang hendak lewat di depannya, maka hendaklah dia mengorongnya. Jika dia tetap saja ingin lewat, maka halangilah/ doronglah sekuat tenaga, karena dia itu sebenarnya adalah setan’.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 509)
| |
9
|
Dosa orang yang lewat di depan orang yang mengerjakan shalat
| |
321.
|
Diriwayatkan dari Abu Juhaim r.a, dia berkata : Rasulullah s.a.w pernah bersabda, “Seandainya orang yang lewat di depan orang yang sedang mengerjakan shalat mengetahui seberapa besar dosanya, niscaya dia akan memilih menunggu selama 40 daripada dia lewat di depan orang yang sedang mengerjakan shalat”. Kata perawi : Saya tidak ingat pasti, apakah Rasulullah s.aw bersabda 40 hari ataukah 40 bulan ataukah 40 tahun.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 510)
| |
10
|
Shalat di belakang orang tidur
| |
322.
|
Diriwayatkan dari Aisyah r.a, dia berkata : Nabi s.a.w pernah melakukan shalat sementara saya tidur melintang di atas tempat tidur beliau. Apabila beliau hendak melakukan shalat witir, beliau membangunkan saya, kemudian saya mengerjakan shalat witir.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 512)
| |
11
|
Shalat dengan menggendong anak perempuan
| |
323.
|
Diriwayatkan dari Abu Qatadah Al-Anshariy r.a, bahwa Rasulullah s.a.w pernah mengerjakan shalat dengan menggendong Umamah binti Zainab binti Rasulullah s.a.w. Zainab adalah isteri Abul ‘Ash bin Ar-Rabi’ bin Abdi Syams. Ketika Rasulullah s.a.w bersujud, Umamah diletakkannya dan ketika Rasulullah s.a.w berdiri, Umamah digendongnya.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 516)
| |
12
|
Perempuan membuang kotoran yang menimpa orang yang sedang melakukan shalat
| |
324.
|
Hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud r.a mengenai do’a Nabi s.a.w agar Allah menghukum orang-orang Quraisy ketika mereka meletakkan perut bangkai unta ke atas punggung Nabi s.a.w sebagaimana hadits terdahulu nomor : 178. Di bagian akhir hadits ini Abdullah bin Mas’ud menuturkan bahwa orang-orang Quraisy yang dimaksud tersebut akhirnya terbunuh dalam perang Badr dan mayat mereka diseret ke dalam sebuah sumur di Badr, lalu Rasulullah s.a.w bersabda : “Laknat Allah telah ditimpakan kepada penghuni sumur ini.”
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 520)
| |