Hadits adalah ucapan atau
perkatan dari Nabi Muhammad saw. Jika disebutkan hadits Nabi, maksudnya adalah
sabda Nabi saw. Sering juga orang menyebutkan misalnya saja, hadits Bukhari.
Maksudnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari. Lafazh hadits yang
diucapkan oleh Nabi saw. dinamakan matan hadits atau isi hadits. Sedangkan
A-tsar adalah perkataan atau ucapan sahabat Nabi saw.
Kejadian atau urutan sehingga terjadinya
sebuah hadits dimulai dari adanya sabda Rasulullah yang didengar seorang atau
lebih dari seorang sahabat yang kemudian disampaikan kepada tabi’in. (Tabi’in
adalah pengikut Islam awal yang masa hidupnya setelah para sahabat Nabi dan
tidak mengalami masa hidup Nabi Muhammad saw. Tabi'in disebut juga sebagai
murid Sahabat Nabi). Dari tabi’in kemudian disampaikan pula kepada orang-orang
yang berada di bawah mereka. Demikian seterusnya hingga dicatat hadits-hadits
Nabi saw. tersebut oleh imam-imam ahli hadits, seperti Malik, Bukhari, Muslim,
Abu Dawud dan lain-lainnya.
Sebagai contoh hadits riwayat Bukhari. Waktu
meriwayatkan hadits Nabi saw, Bukhari berkata, hadits ini diucapkan kepada saya
oleh seseorang yang namanya A; dan A berkata, diucapkan kepada saya oleh B; dan
B berkata diucapkan kepada saya oleh C; dan C berkata, diucapkan kepada saya
oleh D; dan D berkata, diucapkan kepada saya oleh E; dan E berkata, diucapkan
kepada saya oleh F; dan F berkata, diucapkan saya oleh G; dan G berkata
diucapkan kepada saya oleh Nabi saw.
Antara Nabi saw hingga Bukhari terdapat 7
orang (tidak harus 7 orang, bisa kurang dan bisa pula lebih). Tiap-tiap orang
dari A sampai G dinamakan rawi,
yaitu yang meriwayatkan sedangkan sejumlah rawi dari suatu hadits dinamakan
sanad. Gambaran sanad adalah sebagai berikut :
G yang mendengar hadits tersebut langsung
dari Nabi saw. ialah seorang shahabi sedangkan F yang tidak berjumpa Nabi saw.
tetapi mendengar hadits dari shahabi itu dinamakan tabi’i.
Dalam contoh di atas, orang yang menyampaikan
kepada Bukhari disebut awal sanad sedangkan shahabi dan tabi’i disebut akhir
sanad. Bukhari disebut sebagai mudawwin atau mukharrij atau orang yang mencatat
hadits Rasulullah saw.
Rawi seperti yang disebutkan di atas adalah
orang yang meriwayatkan hadits. Untuk dapat dijadikan sandaran bagi hadits, maka
perlu diketahui sifat-sifat dari rawi itu sendiri, yaitu harus memiliki sifat :
1. Tidak terkenal sebagai pendusta;
2. Tidak dituduh sebagai pendusta;
3. Tidak banyak salahnya;
4. Tidak kurang telitinya;
5. Tidak fasiq;
6. Tidak ragu-ragu;
7. Tidak ahli bid’ah;
8. Tidak kurang kuat hafalannya;
9. Tidak sering menyalahi rawi-rawi yang kuat;
10.Terkenal (seorang yang dikenal oleh dua orang ahli hadits di jamannya.
1. Tidak terkenal sebagai pendusta;
2. Tidak dituduh sebagai pendusta;
3. Tidak banyak salahnya;
4. Tidak kurang telitinya;
5. Tidak fasiq;
6. Tidak ragu-ragu;
7. Tidak ahli bid’ah;
8. Tidak kurang kuat hafalannya;
9. Tidak sering menyalahi rawi-rawi yang kuat;
10.Terkenal (seorang yang dikenal oleh dua orang ahli hadits di jamannya.
Sunnah
Rasul saw.
Sunah Rasul saw. terdiri dari 3 hal, yaitu :
Sabdanya; Perbuatannya dan Perbuatan atau Perkataan orang lain yang
dibiarkannya. Inilah yang disebut dengan “qauluhu, fi’luhu wataqriruhu.
1 komentar:
sumber informasi hadits yang sangat bermanfaat, trimakasih
Post a Comment
Situs ini menerapkan “Dofollow Site Comment System”
Beri komentar sebanyak-banyaknya yang tentunya akan membawa manfaat pula bagi perkembangan blog/situs Anda. Namun komentar Anda harus dengan syarat :
1. Tidak mengandung Spam, SARA, Pornografi;
2. Komentar harus ada kaitannya dengan materi yang dibahas
dalam posting;
3. Tidak berisi link aktif di dalam badan komentar.
Selamat berkomentar dan semoga bermanfaat bagi perkembangan blog/situs Anda.
Terima kasih.